Abraham maslow seorang psikolog terkenal yang
lahir pada 1 april 1908 di Brooklyn, new York. Abraham maslow terkenal dengan
teori hirarki kebutuhannya. Abraham maslow memberikan kontribusi besar bagi
dunia psikologi melalui teorinya hirarki kebutuhan atau bisa di sebut piramida
kebutuhan dasar. Kebutuhan ini bertingkat mulai dari yang paling mendesak
sampai yang “mewah”. Kelima tingkat tersebut mulai dari paling dasar adalah
kebutuhan fisiologis (jenis kelamin, tidur, makan, minum). Jika dalam islam ini
adalah kebutuhan yang telah menjadi fitrah manusia yang tidak bisa dikendalikan
dan harus dipenuhi. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan rasa aman (kesehatan,
keamanan tubuh, keamanan dalam bekerja). Dalam islam kebutuhan ini sangat
dianjurkan untuk menjaga jasmani kita. Dan kita tidak dianjurkan untuk terus
menerus beribadah karena hal ini yakni memlihara kesehatan jasmani kita.
Tingkatan ketiga adalah kebutuhan social (persahabatan, keluarga, dll).
Tingkatan keempat adalah harga diri (rasa percaya diri, menghormati orang lain
dan oleh orang lain). Tingakatn terakhir adalah aktualisasi diri (moralitas,
kreativitas dll)
Teorinya adalah bahwa
meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga / piramid akan mencegah
seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang mencapai puncak piramida
adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan
diterima di bidang psikologi dan antropologi, serta menyeberang ke bidang
kemanusiaan lainnya.[1]
Untuk lebih detailnya di
jelaskan berikut ini
1. Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer
dan mutlak harus di penuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan
kelangsungan hidup bagi setiap manusia.kebutuhan ini dapat mengakibatkan sakit
bahkan sampai mati jika tidak terpenuhi.oleh karena itu kebutuhan fisiologis
berada di urutan pertama atau teratas oleh Abraham maslom[2].Kebutuhan
fisiologis ini meliputi kebutuhan manusia yang paling mendasar yaitu kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta,
pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam
keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi
masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika
kebutuhan dasar ini terpuaskan, maka kebutuhan yang lebih tinggi akan
bermunculan.
2. Kebutuhan
Rasa Aman
Segera setelah
kebutuhan dasariah terpuaskan, munculah apa yang digambarkan Maslow sebagai
kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam
kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas,
dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak.
Kebutuhan akan
rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang sehat dan
normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan
dan setabilitas yang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat
asing dan yang tidak di harapkannya.berbeda dengan orang yang merasa aman dia
akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih. Perlindungan dari
udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,infeksi, alergi, terhindar dari
pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum.[3]
3. Kebutuhan
Sosial
Setelah
terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup
kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang
akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, dan
belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih,
isteri, suami, atau anakanak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh
kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan)
di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai
dan mempertahankannya.
4. Kebutuhan
akan Penghargaan
Menurut Maslow,
semua orang dalam masyarakat (kecuali beberapa kasus yang patologis) mempunyai
kebutuhan atau menginginkan penilaian diri yang mantap, mempunyai dasar yang
kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri atau harga diri.
Karenanya, Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan
secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan
harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut
penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran,
martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki
cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih
berpotensi dan produktif.
5. Kebutuhan
akan Aktualisasi Diri
Menurut Maslow,
setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk
bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai
aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk
makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan
yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah
kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.
[1]
Haryanto, S.Pd. "Biografi
Abraham Maslow dan Teorinya". 17 Oktober 2010. http://belajarpsikologi.com di akses tgl 6 april
[2]
Yusuf, Welly.”Kebutuhan Fisiologis Manusia?”. 7 April 2013 http://sosbud.kompasiana.com di
akses tanggl 6 april
[3]
http://giensa.blog.com/konsep-kebutuhan-dasar-manusia-menurut-maslow/
di akses tgl 6 april
No comments:
Post a Comment