Pages

Powered by Blogger.

Blogroll

TEORI THREE MOTIF

Monday, April 20, 2015

Individu dengan motivasi afiliatif (motif bersahabat) dan mempunyai hubungan persahabatan cenderung untuk selalu berinteraksi dengan orang lain. Dorongan bersahabat menghasilkan motivasi dan butuh untuk disukai serta hidup dalam suasana populer. Orang-orang ini adalah kelompok bermain, yakni orang yang senang bermain (homo ludens- makhlukbermain). *^ Menurut David McClelland kebutuhan akan persahabatan selalu muncul pada setiap manusia, ada yang mempunyai skala tinggi, menengah/ sedang dan ada pula yang skala rendah. Justru kelebihan McClelland dalam hal ini adalah pada pengukuran yang terkuantifikasi untuk masing-masing motif. Adapun ciri-cirt individu vang memiliki motifbersahabat adalah sebagai berikut: "
·         Minat akan terjalinnya persahabatan
·         Sangat khawatir akan terputusnya persahabatan
·         Suka berkerjasama dan bergotong-royong
·         Toleransi individu sangat tebal
·         Suka meminta persetujuan
·         Bangga kalau diterima masuk sebagai anggota kelompok
·         Pekerjaan akan lebih senang kalau dengan orang lain
·         Risih kalau menyendiri
·         Setia pada keputusan-keputusan kelompok.'^

Motif Berkuasa (Need for Power)
Individu dengan N Pow tinggi adalah orang yang termotivasi oleh otoritras. Dorongan ini menghasilkan sebuah kebutuhan untuk menjadi berpengaruh di antara orang lain, efektif dan membuat sebab akibat suatu kejadian. Motif ini melahirkan kebutuhan yang kuat untuk memimpin dan biasanya ada keinginan kuat untuk melaksanakan gagasan pribadi. Juga merupakan motivasi dan kebutuhan untuk menambah status personal dan prestis. Motif berkuasa penting, karena untuk mewujudkan prestasi dibutuhkan kekuasaan.
Menurut McClelland, individu yang mempunyai motifberkuasa akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·         Menunjukkan akan minat kekuasaan
·         Suka mempengaruhi orang lain
·         Mengendalikan orang lain
·         Peka terhadap struktur dalam suatu kelompok
·         Mencoba membantu orang lain meskipun tidak diminta.
·         Berbuat sesuatu yang menimbulkan perasaan kuat
·         Suka mengatur
·         Disipilinnya tinggi " Ingin dihormati, diakui, dan dihargai " Perasaannya mudah tersentuh
·         Berpendirian teguh
·         Peka terhadap hubungan antar pribadi.
Need for Achievement (NAch – Motif Berprestasti)
Jika diperhatikan cirri-ciri yang dikemukakan oleh David McClelland tentang Need for Achievement, maka dapat disimpulkan bawa orang-orang yang membutuhkan achievment akan menjadi manusia yang kompetitif. Manusia yang sempurna segalanya, pribadi yang utuh dan paripurna. Orang dengan kebutuhan achievment tinggi adalah orang yang termotivasi oleh prestasi gemilang. Oleh karena itu selalu mencari prestasi, seorang yang realistis tapi senang akan tujuan yang penuh tantangan dan selalu mencari kerja. Ada keinginan keras untuk mendapatkan umpan balik guna mendapatkan prestasi dan kemajuan.
Adapun ciri-ciri Need for Achievement antara lain:
·         Suka berkompetisi dengan standar kemampuan pribadi
·         Ingin memperoleh bagian lebih banyak
·         Keunggulan merupakan hal yang memuaskan
·         Suka menyibukkan diri dalam kegiatan pribadi
·         Peka terhadap permasalahan
·         Suka terlibat pembicaraan penting
·         Pemiklran yang akan datang lebih mendominasi
·         Berani mengambil resiko
·         Rasa tanggungjawab individu sangat tinggi
·         Tekadnya kuat terhadap keinginan pribadi
·         Terbuka dan sportif
·         Sukses kelompok dianggap sukses pribadi
·         Suka mengatasi masalah secara unik.



TEORI HIGENIES

Frederick Irving Herzberg lahir pada tanggal 18 april 1923 yang merupakan seorang psikolog amerika yang terkenal didunia manajemen bisnis. Beliau terkenal dengan job enrichment dan teori motivasi – teori higenis. Teori hygiene ini juga disebut dengan teori dua factor. Frederick Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain ada juga faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan. Maka dengan kata lain kepuasan dan ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain. Faktor-faktor tertentu di tempat kerja tersebut oleh Frederick Herzberg diidentifikasi sebagai hygiene factors (faktor kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas).
Dua faktor ini oleh Frederick Herzberg dialamatkan kepada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, dimana faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong karyawan termotivasi, yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja.[1]
factor higinies berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi, lalu makan, dan seterusnya. Faktor-faktor ini juga  meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, suvervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan macam-macam tunjangan lain. Hilangnya faktor ini dapat menyebabkan timbulnya ketidak puasan (dissatisfiers) dan tingkat absensi serta turnover karyawan akan meningkat. Faktor-faktor higenis ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan. Jika di jabarkan maka factor higenis meliputi : .

1.      Bayaran atau struktur gaji harus sesuai dan masuk akal. Ini harus sama dan kompetitif dengan industri yang sama di domain yang sama.
2.      Kebijakan perusahaan dan administrasi kebijakan perusahaan tidak boleh terlalu kaku. Harus adil dan jelas. Ini harus mencakup jam kerja, pakaian kerja, istirahat, liburan, dan lain sebagainya.
3.      Tunjangan, para karyawan harus diberikan rencana perawtan kesehatan, manfaat bagi anggota keluarga, program bantuan karyawan dan lain sebagainya.
4.      Kondisi fisik tempat kerja, kondisi tempat kerja harus aman, bersih, higienis, peralatan kerja harus diperbaharui dan dilakukan perawatan.
5.      Status, status karyawan dalam organisasi harus akrab dan dipertahankan.
6.      Hubungan interpersonal, hubungan antar karyawan dengan atasan dan bawahannya harus sesuai dan dapat diterima(harmonis),  seharusnya tidak ada konflik dan tidak ada penghinaan antar karyawan.
7.      Keamanan dalam bekerja, organisasi harus memberikan keamanan setiap karyawan dalam melakukan tugas-tugasnya.




[1] Roen, Ferry. “Teori Dua Faktor”. 1 November 2012. http://perilakuorganisasi.com di akses tgl 7 april

TEORI X DAN Y

Sunday, April 19, 2015

Douglas McGregor adalah seorang psikolog amerika yang lahir pada tahun 1906. Beliau merupakan seorang professor manajemen di MIT Sloan School of Management dan pimpinan di universitas Antioch pada tahun 1948 sampai 1954. Beliau merupakan pencetus teori X dan Y dan Zyang saling berkebalikan.
Teori X dan Teori Y menjabarkan dua model motivasi yang saling berkebalikan, sedangkan teori Z adalah pengembangan dari teori hirarki motivasi oleh Abraham Maslow dan ilmu manajemen oleh Dr. W. Edwards Demming. Teori Z ini dikembangkan oleh Dr. William Ouchi.[1]

TEORI X
Teori x menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja dan suka menghindari pekerjaan serta tanggung jawab yang diberikan. Mereka memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun sangat menginginkan balas jasa yang besar serta jaminan hidup yang tinggi. Maka dari itu mereka harus di ancam dan terus diawasi agar dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika kita jabarkan penjelasan diatas maka kita dapatkan daftar seperti berikut :
1.      Pegawai tidak menyukai pekerjaannya dan sebisa mungkin akan berupaya menghindarinya.
2.      Karena pegawai tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diberi sikap keras, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman agar mau melakukan pekerjaan.
3.      Pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari aturan-aturan organisasi yang membenarkan penghindaran tanggung jawab tersebut.
4.      Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan sedikit ambisi.


TEORI Y
Teori Y memiliki anggapan bahwa manusia memiliki kodrat untuk bekerja seperti pada kegiatan sehari-hari. Maka pekerja tidak perlu di awasi dan diancam karena mereka memiliki pengendalian diri sendiri dan bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Dari penjelasan tadi kita bisa menjabarkannya sebagai berikut :
1.      Para pegawai  dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang biasa sebagaimana halnya istirahat dan bermain.
2.      Manusia dapat mengendalikan dirinya sendiri jika mereka punya komitmen pada tujuan-tujuan.
3.      Rata-rata orang dapat belajar untuk menyetujui, bahkan untuk memikul tanggung jawab.
4.      Kreativitas – yaitu kemampuan mencari keputusan yang terbaik – secara luas tersebar di populasi pekerja dan bukan hanya mereka yang . menduduki fungsi manajerial.



[1] Ismail,Reza.” Tehnik Motivasi Douglas McGregor: Teori X, Y, dan Z”. 5 mei 2012.http://tipsmotivasi.com di akses tgl 7 april

TEORI ISI : TEORI MASLOW

Abraham maslow seorang psikolog terkenal yang lahir pada 1 april 1908 di Brooklyn, new York. Abraham maslow terkenal dengan teori hirarki kebutuhannya. Abraham maslow memberikan kontribusi besar bagi dunia psikologi melalui teorinya hirarki kebutuhan atau bisa di sebut piramida kebutuhan dasar. Kebutuhan ini bertingkat mulai dari yang paling mendesak sampai yang “mewah”. Kelima tingkat tersebut mulai dari paling dasar adalah kebutuhan fisiologis (jenis kelamin, tidur, makan, minum). Jika dalam islam ini adalah kebutuhan yang telah menjadi fitrah manusia yang tidak bisa dikendalikan dan harus dipenuhi. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan rasa aman (kesehatan, keamanan tubuh, keamanan dalam bekerja). Dalam islam kebutuhan ini sangat dianjurkan untuk menjaga jasmani kita. Dan kita tidak dianjurkan untuk terus menerus beribadah karena hal ini yakni memlihara kesehatan jasmani kita. Tingkatan ketiga adalah kebutuhan social (persahabatan, keluarga, dll). Tingkatan keempat adalah harga diri (rasa percaya diri, menghormati orang lain dan oleh orang lain). Tingakatn terakhir adalah aktualisasi diri (moralitas, kreativitas dll)

Teorinya adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga / piramid akan mencegah seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang mencapai puncak piramida adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan diterima di bidang psikologi dan antropologi, serta menyeberang ke bidang kemanusiaan lainnya.[1]

Untuk lebih detailnya di jelaskan berikut ini

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak harus di penuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan hidup bagi setiap manusia.kebutuhan ini dapat mengakibatkan sakit bahkan sampai mati jika tidak terpenuhi.oleh karena itu kebutuhan fisiologis berada di urutan pertama atau teratas oleh Abraham maslom[2].Kebutuhan fisiologis ini meliputi kebutuhan manusia yang paling mendasar yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, maka kebutuhan yang lebih tinggi akan bermunculan.

2. Kebutuhan Rasa Aman
Segera setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, munculah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak.
 Kebutuhan akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang sehat dan normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan setabilitas yang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya.berbeda dengan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih. Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum.[3]

3. Kebutuhan Sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anakanak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.
4. Kebutuhan akan Penghargaan
Menurut Maslow, semua orang dalam masyarakat (kecuali beberapa kasus yang patologis) mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian diri yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri atau harga diri. Karenanya, Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif.

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.



[1]  Haryanto, S.Pd. "Biografi Abraham Maslow dan Teorinya". 17 Oktober 2010. http://belajarpsikologi.com di akses tgl 6 april


[2] Yusuf, Welly.”Kebutuhan Fisiologis Manusia?”. 7   April 2013 http://sosbud.kompasiana.com di akses tanggl 6 april
 

Blogger news

Blogroll